Achondroplasia
Achondroplasia Kelainan Pertumbuhan Tulang Yang Paling Umum

Achondroplasia Kelainan Pertumbuhan Tulang Yang Paling Umum

Achondroplasia Kelainan Pertumbuhan Tulang Yang Paling Umum

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Achondroplasia
Achondroplasia Kelainan Pertumbuhan Tulang Yang Paling Umum

Achondroplasia Adalah Kondisi Genetik Yang Paling Umum Menyebabkan Dwarfisme Atau Pertumbuhan Tubuh Pendek Yang Tidak Proporsional. Gangguan ini di sebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3 (Fibroblast Growth Factor Receptor 3), yang mengganggu proses normal pertumbuhan tulang, terutama tulang panjang seperti tulang paha dan lengan. Kondisi ini terjadi sekitar 1 dari 15.000 hingga 40.000 kelahiran hidup di seluruh dunia.

Penderita Achondroplasia umumnya memiliki ciri fisik yang khas. Mereka memiliki tubuh bagian tengah yang normal, namun lengan dan kaki lebih pendek. Selain itu, dahi yang menonjol (frontal bossing), hidung yang datar, serta jari tangan yang pendek juga menjadi karakteristik yang sering ditemui. Meski memiliki perawakan yang berbeda, kecerdasan dan fungsi otak penderita biasanya normal.

Achondroplasia bisa terjadi secara turun-temurun maupun akibat mutasi genetik baru. Sekitar 80% kasus tidak memiliki riwayat keluarga sebelumnya dan terjadi karena mutasi spontan. Jika salah satu orang tua menderita achondroplasia, anak memiliki peluang 50% mewarisi kondisi tersebut.

Diagnosis biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan radiologis, namun dapat dikonfirmasi dengan uji genetik. Pada beberapa kasus, kondisi ini sudah dapat dideteksi selama kehamilan melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) atau amniosentesis.

Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan achondroplasia. Perawatan lebih difokuskan pada pengelolaan gejala dan komplikasi, seperti masalah tulang belakang, gangguan pernapasan, atau infeksi telinga berulang. Operasi ortopedi kadang diperlukan untuk memperbaiki struktur tulang yang bermasalah. Dalam beberapa tahun terakhir, terapi dengan obat yang menargetkan jalur FGFR3 sedang dikembangkan dan menunjukkan hasil menjanjikan untuk memperbaiki pertumbuhan tulang.

Penerimaan sosial dan pemahaman publik juga menjadi bagian penting dari kualitas hidup penderita Achondroplasia. Dengan dukungan medis dan lingkungan yang inklusif, mereka bisa menjalani kehidupan yang produktif, mandiri, dan penuh makna seperti individu lainnya.

Ciri-Ciri Khas Dari Achondroplasia Yang Bisa Di Kenali Secara Fisik Dan Medis

Achondroplasia adalah kondisi genetik yang menyebabkan pertumbuhan tulang tidak normal, khususnya pada tulang panjang tubuh. Berikut ini adalah Ciri-Ciri Khas Dari Achondroplasia Yang Bisa Di Kenali Secara Fisik Dan Medis:

  1. Tubuh Pendek Tidak Proporsional
    Ciri utama achondroplasia adalah postur tubuh pendek, terutama karena lengan dan kaki yang tidak berkembang secara normal. Bagian tubuh seperti dada dan perut cenderung berukuran normal, namun tungkai dan lengan tampak lebih pendek.
  2. Kepala Besar dengan Dahi Menonjol (Frontal Bossing)
    Individu dengan achondroplasia biasanya memiliki ukuran kepala yang lebih besar dari normal (makrosefali), dengan dahi yang menonjol dan hidung yang cenderung datar atau kecil.
  3. Jari Pendek dan Tangan Berbentuk “Trident”
    Jari-jemari tangan cenderung pendek dan berjauhan, membentuk pola seperti trisula (trident). Telapak tangan terlihat lebar dengan jarak mencolok antara jari tengah dan manis.
  4. Tinggi Badan Dewasa yang Terbatas
    Rata-rata tinggi orang dewasa dengan achondroplasia adalah sekitar 120–135 cm (4 kaki hingga 4 kaki 5 inci), jauh di bawah rata-rata populasi normal.
  5. Kaki Bengkok dan Punggung Bengkok
    Beberapa penderita mengalami genu varum (kaki berbentuk O) dan lordosis (lengkungan berlebih pada punggung bawah), yang bisa mempengaruhi postur tubuh.
  6. Masalah pada Telinga dan Pernapasan
    Saluran telinga yang sempit menyebabkan penderita rentan terhadap infeksi telinga tengah. Selain itu, mereka bisa mengalami gangguan pernapasan akibat bentuk dada dan saluran napas yang sempit.
  7. Kemampuan Intelektual Normal
    Meskipun mengalami gangguan fisik, penderita achondroplasia umumnya memiliki kecerdasan dan kemampuan intelektual yang normal.

Ciri khas ini biasanya sudah mulai terlihat sejak bayi, dan semakin jelas seiring pertumbuhan anak. Pemeriksaan medis dan genetika dapat memastikan diagnosis dan menentukan langkah perawatan terbaik.

Penjelasan Lebih Rinci Mengenai Penyebabnya

Gangguan ini di sebabkan oleh mutasi genetik pada gen FGFR3 (Fibroblast Growth Factor Receptor 3), yang terletak pada kromosom 4. Gen ini berperan dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan tulang, khususnya tulang rawan yang menjadi tulang panjang seperti paha dan lengan. Mutasi pada gen ini menyebabkan gen FGFR3 menjadi terlalu aktif, sehingga menghambat pertumbuhan tulang secara normal. Berikut Penjelasan Lebih Rinci Mengenai Penyebabnya:

  1. Mutasi Spontan (De Novo) – ±80% Kasus
    Sebagian besar kasus achondroplasia (sekitar 80%) tidak di turunkan dari orang tua, melainkan terjadi akibat mutasi genetik spontan saat pembuahan. Ini berarti kedua orang tua memiliki gen normal, namun mutasi muncul secara acak pada sel telur atau sperma.
  2. Faktor Keturunan – ±20% Kasus
    Dalam sekitar 20% kasus, achondroplasia di wariskan dari salah satu atau kedua orang tua. Bila salah satu orang tua memiliki achondroplasia, anak memiliki kemungkinan 50% mewarisi kondisi tersebut. Bila kedua orang tua memiliki achondroplasia, peluang anak mengalami kelainan ini adalah:

    • 25% kemungkinan anak normal (tidak membawa gen)
    • 50% kemungkinan anak dengan achondroplasia
    • 25% kemungkinan anak mengalami bentuk parah yang sering berakibat fatal (homozygous achondroplasia)
  3. Faktor Usia Ayah
    Penelitian menunjukkan bahwa risiko mutasi FGFR3 meningkat pada pria yang menjadi ayah di usia lanjut (biasanya di atas 35 tahun). Hal ini diyakini karena semakin banyak pembelahan sel yang terjadi dalam sperma, semakin tinggi pula peluang terjadinya kesalahan genetik.

Penting untuk di ketahui bahwa achondroplasia bukan di sebabkan oleh kekurangan nutrisi, cedera, atau kebiasaan buruk selama kehamilan. Ini murni karena perubahan genetik. Diagnosis bisa di pastikan melalui tes genetik, baik saat kehamilan (prenatal) maupun setelah lahir. Pemahaman penyebab ini sangat penting dalam memberikan konseling genetik bagi keluarga yang memiliki risiko tinggi.

Langkah Yang Dapat Di Lakukan Untuk Mengurangi Risiko Dan Memantau Kondisi Sejak Dini

Achondroplasia adalah kondisi genetik yang di sebabkan oleh mutasi pada gen FGFR3, dan hingga kini belum ada cara untuk mencegah terjadinya mutasi tersebut secara alami. Mutasi ini bisa terjadi secara spontan (sekitar 80% kasus) atau di turunkan dari orang tua yang membawa gen tersebut (sekitar 20% kasus). Meskipun tidak bisa di cegah sepenuhnya, ada beberapa Langkah Yang Dapat Di Lakukan Untuk Mengurangi Risiko Dan Memantau Kondisi Sejak Dini.

  1. Konseling Genetik

Bagi pasangan yang memiliki riwayat keluarga dengan achondroplasia, konseling genetik sangat di sarankan sebelum merencanakan kehamilan. Konselor genetik akan menjelaskan kemungkinan anak mewarisi kondisi tersebut, serta opsi yang tersedia. Termasuk pemilihan embrio dalam program bayi tabung (IVF).

  1. Pemeriksaan Prenatal

Ibu hamil yang berisiko atau menunjukkan hasil USG yang mencurigakan dapat menjalani tes genetik prenatal, seperti amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS). Tes ini dapat mendeteksi mutasi FGFR3 sejak dini, meskipun tidak dapat mencegahnya.

  1. Pemantauan Kehamilan

Pemantauan ketat selama kehamilan dengan USG bisa membantu mendeteksi tanda-tanda awal achondroplasia. Seperti ukuran kepala yang lebih besar atau panjang tulang yang tidak sesuai usia kehamilan. Dengan deteksi dini, tim medis bisa lebih siap dalam menangani persalinan dan pasca-kelahiran.

  1. Edukasi dan Kesadaran

Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kondisi ini sangat penting agar orang tua dapat membuat keputusan yang tepat. Kesadaran tentang risiko usia ayah yang lebih tua juga menjadi perhatian, karena faktor ini berhubungan dengan meningkatnya kemungkinan mutasi gen spontan.

Gangguan ini tidak dapat di cegah secara langsung karena merupakan kondisi genetik. Namun, pencegahan dalam konteks risiko dan dampak dapat di lakukan melalui edukasi, konseling genetik, dan deteksi dini. Dengan pendekatan yang tepat, keluarga dapat merencanakan dan mempersiapkan diri dengan lebih baik Achondroplasia.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait